Semua adalah kita. Yang aku tau cuma kamu dan mereka. Kita yatim dan piatu. Aku menunggu Ibu datang kemari, Jangan datang ke ke tempat terakhir kau tinggalkan aku Tapi jemput aku di Gereja, di rumah Bapa yang kekal. Tapi kenapa? Kenapa? Begitu jahatnya kamu Ibu. Karena segalanya adalah kamu. Segalanya tinggalkan aku. Lalu ku lihat anjing menyusui anaknya di pinggir jalan.. dan aku sadar, kamu tidak pernah menginginkan aku. Tapi dalam lipat tanganku, dalam tutup mataku Ibu, aku rindu.

Sore ini, hujan. tak mengatakan seberapa dingin hati atau hari hari yang tak berarti. lempar saja semua keluhmu pada butir butir udara, lalu ia akan terbang pada awan paling sedih yang menunggu cerita cerita dan nanti pada waktunya ia akan tangisi semua keluh dan menjadikannya hujan. hujan itu akan membasahi semua keceriaan lalu akan merenungi kaca kaca yang bertabur sedih. melewati malam, cerita cerita itu tidak akan basi mengingatkan dirimu yang kelak akan pergi, walau hati tak pernah rela mati Malam ini, hujan. jendela masih kering, kecuali titik titik yang diuduki sedih. bulan dan kawannya masih berlari lari dibalik awan mencari kamu untuk disinari sama halnya seperti aku bertemu kamu dan tak ingin pergi. Malam ini, hujan. dan aku masih mencintaimu.

Hapuslah semua kata cinta dalam puisi puisi lalu gantilah dengan nama mu, maka kamu akan mengerti apa arti cinta untukku. untukku? API.

29

Sayang, salam dari hatiku yang paling dalam. Aku tenggelam akan rindu Seperti lidah api yang menggapai gapai asapnya. Ingin tertidur dalam kelopak matamu, lalu memimpikan raut wajahmu dan membunuh waktu bersama genggaman tangan kita. Setiap nafas yang ku hembus bersamamu setara dengan rindu yang ku lepas. Dan jumlah cinta lebih banyak dari butiran cinta yang dinyanyikan langit pada bumi, yang dinamakan hujan. Kamu tau tentang cinta? Aku tau sedikit Cinta tak berkurang Ia bertambah Cinta tak pergi Ia datang Cinta tak melepas Ia memeluk Cinta tak mati Ia tumbuh Tapi yang aku imani, Cinta itu kamu. Sampai jumpa di tanggal 29 esok dan seterusnya.