Saya bersembunyi dalam darah pencuri yang mati di tikam
tirani,
Demi rezeki atau sebongkah rupiah murni
Menjadi satu dengan senyum pelacur yang hingga kini menjadi
batu,
Yang telah hilang dari kemurnian nafsu lalu di hujat ribuan
yang pernah malu,
Di injak kaki kaki yang memasuki rumah rumah ibadah,
Beserta mulut mulut yang memuja kebesaran Tuhan
Jangan berhentii kau peluk erat jasad ku,
Walau yang tersisa hanya serpih serpih waktu
dan dosa dosa yang masih mengalir menancap seperti paku
Mereka, bajingan
Mereka rampas jutaan butir airmata yang ku tanamkan untuk
senyum mu, se percik saja
Sekarang tiada lagi yang tertata dalam cerita,
Hanya darah darah yang mulai mengering di makan kejamnya
dosa
Lalu dunia akan menceritakan aku dalam hitam dan setan setan
yang bergerak dalam malam