Lari,
Hati sulit menelan kenyataan
Tapi kemana? Kembali?
Berputarpun aku enggan berkenalan, apalagi waktu
Berhenti?
Untuk apa? Baca puisi?
Siapa cukup penting untuk aku salami?
Cinta? Halah, senja saja tak pernah bilang rindu pada fajar
Siapa lagi? Demokrasi? Politik keruh keruh gelitik dan
permainan bebek
Kita hanya diputar putar setan, supaya dia ada makanan
Walau sesekali halaman halaman buku menyurati mimpi untuk
berlari
Tak pernah dengar seberapa letih bumi berputar
Sejenak ingin berhenti, merenung mencari dimana jatuhnya
letih
No comments:
Post a Comment