didalam suara kepala mu, Indonesia
intagram, line, twitter: adofernando

3/27/11

Pantulan Kepalamu Di Atas Genangan Teh

secangkir senja yang ku taruh di dalam gelas
yang bertabur cerita dari titik hingga titik,
dari atas ke bawah,
dari mulut ke telinga

nada nada yang mengulang
kisah kisah tua yang telah melapuk dalam ingatan
kami nyanyikan bersama sama

aku melihat bayangmu di atas genangan tehku
cantik, sempurna seperti cangkir teh biru ini
aku berharap kamu masih
orang yang sama yang ku kecup hari itu

akupun masih mencintaimu
saat kemarin ku usap debu dibatu nisanmu

3/23/11

Sembunyi di Balik Sajak

sayang, kamu pagi yang tak menemukan mentari bahkan tesesat diselubung awan putih atau tertinggal di malam tadi, mendekap erat serigala membunuh seseorang yang tak pernah menyentuhmu hingga ia mati kehabisan airmata karna kamu tusuk ia tepat di dada dan merobekya hingga memuntahkan jantung yang bertulskan namamu di permukaannya lalu kamu hanya duduk manis di pinggir lorong mengimani bisu, melahap waktu tetapi ada seseorang di luar sana yang mencintaimu di balik pelangi yang menganggap cinta itu terlalu putih tuk di sentuh yang takkan menyatu dengan dunia, seseorang yang mati dalam dusta.
di balik sana ada manusia yang mengetahui hal hal yang kamu tak ingin diketahui seakan akan kepalanya penh dengan gumpalan gumpalan kata yang kau sebutkan dibelakang kepalamu dan kamu sembunyikan di bawah sepatu, di dalam kanton, atau yang kamu selipkan di jemarimu.

sembunyi..

3/22/11

Mati

Aku dibungkus rapat rapat dalam persegi panjang
yang ku dengar suara isak isak manusia menunduk

dan Kau mandikan aku dengan hujan
Membatasi orang orang yang berbaju hitam,
bercelana hitam,
bersepatu hitam,
berdompet hitam pula

Saat itu aku tertawa kecil melihat wajah mereka berkerut
Mirip mirip koran kemarin


Tetapi ada Ibu
Ia merajut air matanya, menangisi aku
Sadarkah Ia aku masih anak yang sama yang Ia gendong 12 tahun lalu?
Tahukah Ia aku masih anak yang sama yang Ia marahi 10 tahun lalu?

ada Ayah membawakan sepotong bingkai foto berisikan aku
Matanya yang merah seperti berkata
“Tuhan, itu anakku yang kau taruh di peti mati!!”

Air mataku sudah berjatuhan searah hujan
Hatiku yang sudah mati masih bisa teriris iris belati

Langkahku mendekati Ibu dan Ayah
merangkul mereka untuk terakhir kali
mengecup pipi mereka sebelum pergi

Tetapi mereka tidak melihat aku
hanya tersenyum simpul...

3/7/11

Dalam Ruangan Ujian


anak anak keringat berlomba turun dari keningku
walau sebegitu kencang angin berkeliaran
aku bingung saat ditanya rumus cinta
aku bingung saat ditanya rumus jiwa

tak kujawablah soal soal itu
mengasal jadi ujung segala jawaban
yang penting itu senyum simpul mu itu setelah ujian

waktu masih duabelas menit lagi

ternyata bosan juga
lalu kumainkanlah goresan tinta tinta itu ke telapak tangan
mencoret coretnya dengan pola antah berantah
atau ku lukis nama mu di soal soal ujian itu

aku menunggu pintu itu dibuka
dan ku hirup udara kebebasan

3/2/11

sepertinya..

cinta itu
seperti tamparan Ibu mu yang mendarat di pipimu,
saat belati si pencuri ditancapkan di perutmu,
ketika air tak henti hentinya menyadarkan batu bahwa ia tidak abadi

rindu itu
sewaktu anak anak berlarian di tengah senja,
saat bulan mulai berkeringat mengejar biasan sinar mentari,
satu jam setelah kau memakai baju wisuda mu

3/1/11

Klepon

pertahanan terakhirmu telah ku tembus..

menyerah atau mati!!

kan aku robek kulitmu
hingga darah berceceran dimana mana
dan jika aku bertemu jantungmu
akan ku telan engkau bersama dosa dosamu
dimana Tuhanmu sekarang?!!

HAHAHA
sekarang kau tidak berkutik di genggaman tanganku

aku lapar...