Bergelora kita, mengintip surga dari sana
Secercah mentari yang berserakan di punggung awan
Tertutup topeng dalam geram dan retak gigi
Kita masih sama, dengan perahu perahu kayu
Yang dilahirkan untuk lapuk dan untuk tenggelam
Di hajar perihnya kapak berkarat untuk melawan belaian ombak
Tak lain, di lahirkan untuk lapuk dan untuk tenggelam
Jika kita adalah perahu kayu, kemana engkau akan terbang?
Aku akan terbang bersama mu
Selama kita bersama biarkan aku
Melayang ricuh dosa tak berarti
Bersama angin yang tak kunjung pergi
Hingga pada waktunya
Kita akan kembali ke dasar samudra
Mengimani bisikan bisikan sunyi
Menjadi kenangan yang abadi
No comments:
Post a Comment