Ia mengelusnya dengan kasih
Ia mengecupnya dengan harapan hidupnya
dielapnya keringat yang menempel pada mukanya yang seakan membuat hidupnya susah
langkahnya yang beralaskan sandal karet diatas kubang air di setiap bolong jalanan
untuk memberi setiap nafas pada anak tunggalnya
dan menyuapkan setiap butir nasi pada istrinya
dibakar mentari, dirangkul angin
tetap teguh demi anak istrinya yang berharap setiap detiknya
Sang Ayah dan Bunda berharap bahwa kelak mereka akan melakukan ibadah Haji bersama
berjubah putih mengelilingi pusat tatasurya
harapan, dan kenyataanya hanya ada Ayahnya yang berlumuran oli
No comments:
Post a Comment