mungkin Tuhan sedang senang
membiarkan ku mendengar nafasnmu
melihat dirimu di hadapan kedua mata buta ini
dan setiap langkah yang ku tapak
setiap tarikan nafas,
terselipkan namamu.
dan ku coret kan namamu
dalam buaian angin yang menyambar
atau mungkin ini yang terakhir
detik terahir aku bisa memandangmu
menikmati indahnya wajahmu
sebelum aku pergi
menembus mentari
puisi ini ku suratkan padamu
pada kedua matamu yang membaca
kan ku hias dengan bingkai
setiap kata kata yang keluar dari mulutmu
merangkai menjadi sebuah puisi
puisi terahir
No comments:
Post a Comment