dan butiran terahir darahku
ku letakkan ditelapak kakimu
Kau pernah berkata
Kau pernah bercerita
akan masa kecil itu
saat aku terbata bata membaca kata
dalam nyanyian buta
ku ingat bunga bunga yang tertera
dalam garis bibirmu
saat aku terluka merah
dan Kau mengecupnya dengan sentuhan ajaib
dan memelukku dengan cinta
hingga aku tenggelam didalamnya
saat aku menangis terjatuh dari sepeda
Kau memegang erat tanganku
sepeda roda tiga
sepeda cinta dari Bunda
aku sedih, pilu rasanya
melihat barisan keringat pada keningmu
yang berlomba turun
membasahi ragamu
dan aku hanya bisa melagukan nada nada tangis
yang membuat wajahmu memerah
setiap nafasmu adalah pesan untukku
yang kau bisikan pada udara buta
Bunda, maafkan aku atas segala dosa yang melekat
Bunda, maafkan aku atas setiap butir airmata mu
Bunda, maafkan aku. puisi puisi kecil ini milik mu
Bunda, maaf ...
1 comment:
do.. percaya ga percaya gue bacanya jadi sedih terus netesin air mata.
Post a Comment