lembaran angin itu ku coret
dengan gambar gambar kehidupanku
dan aku biasa bercakap
dengan semut semut merah yang sedang bekerja
bercerita bercengkrama
merajut cerita tentang dunia
merajut cerita tentang hidup
merajut cerita tentang cinta
dan dalam kanvas putih aku menggambar
menggambar idahnya dunia ini
seperti sayatan biola tua oleh sang tuan
melemparkan butiran merah darah
tak bermakna
tak di kenang
dan kupertegas tiang tiang
yang memisahkan kita berdua
bukan, itu bukan tiang kebencian
seperti anak sungai yang terbelah dua
lalu kupetik satu butir airmatamu
untuk menyuburkan tanah kuburku
dan sudikah engkau menghapus nama yang tertera di permukaan batu nisan ini?
menuliskannya kembali pada lembaran angin itu..
No comments:
Post a Comment